Kita kerap mendengar berita, pemerintah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara kita tahun ini adalah 6%, atau perekonomian kita sedang ekspansi, atau ekonomi kita sedang mengalami resesi. Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, maksud dari perekonomian tumbuh 6% atau sedang ekspansi atau resesi itu apa?
Secara umum saat para ekonom menyebut perekonomian berarti mereka sedang merujuk pada jumlah total konsumsi penduduk negara tersebut dalam setahun. Istilahnya adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Perekonomian tumbuh 6% berarti terdapat peningkatan PDB sebesar 6% dari tahun sebelumnya. Ekonomi kita sedang ekspansi artinya ekonomi kita sedang tumbuh. Ekonomi kita sedang resesi berarti PDB mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
PDB = C + I + G + (Ekspor-Impor)
PDB adalah total konsumsi masyarakat (C) ditambah total investasi yang dikeluarkan oleh kalangan usaha (I), ditambah belanja pemerintah (G), ditambah selisih total ekspor dan total impor yang dilakukan.
Untuk melakukan konsumsi, masyarakat memerlukan uang. Tersedianya lapangan pekerjaan, baik disediakan oleh pemerintah atau diciptakan sendiri oleh masyarakat, menjadi prasyarat pertama perekonomian. Dengan uang yang didapat dari bekerja, masyarakat cenderung memiliki dua pilihan: membelanjakan atau menabungkannya. Saat masyarakat membelanjakan uangnya, komponen C dalam PDB meningkat. Saat masyarakat menabungkannya di bank, maka tersedia uang bagi investasi kalangan usaha. (end termasuk beli polis asuransi, reksa dana, saham, jika nabung di celengan) Hal ini secara tidak langsung memacu bertambahnya komponen I dalam PDB yang artinya juga meningkatkan PDB. Jadi, tersedianya lapangan pekerjaan akan meningatkan perekonomian.
Investasi kalangan usaha merupakan pembelian barang dan jasa oleh pihak swasta, berupa pendirian pabrik, pembelian bahan baku, peralatan, kendaraan, komputer, dan lainnya. (end gaji masuk C) Investasi dipengaruhi terutama oleh tingkat suku bunga, mengingat sebagian besar (untuk tidak menyebut seluruhnya) modal yang diinvestasikan tersebut berasal dari pinjaman. Jika suku bunga pinjaman 5% sementara proyeksi keuntungan investasi (kalangan bisnis menyebutnya rate of return) sebesar 8%, dapat dipastikan kalangan usaha tertarik untuk berinvestasi. Jika sebaliknya, mereka akan memilih untuk menyimpan saja uang yang sedianya akan diinvestasikan.
Belanja pemerintah merupakan penambah PDB. Ini adalah tentang belanja rutin seperti anggaran kantor-kantor birokrasi dan juga belanja modal seperti pembangunan jalan dan jembatan. Pengeluaran pemerintah yang berupa gaji pegawai dan pembayaran transfer tidak termasuk dalam komponen G ini. Gaji pegawai disertakan dalam komponen C, sedang pembayaran transfer yang berupa subsidi, bantuan sosial, layanan kesehatan, dan semacamnya, tidak disertakan karena bukan merupakan pembayaran untuk barang dan jasa. Perkara hasil subsidi tersebut, misalnya Bantuan Langsung Tunai, digunakan masyarakat untuk melakukan konsumsi, itu disertakan dalam komponen C, bukan kontribusi pemerintah dalam PDB.
Ekonom sering menyebut selisih ekspor-impor suatu negara sebagai ekspor neto. Nilainya bisa positif, bisa pula negatif. Ekspor neto akan positif jika ekspor yang dilakukan suatu negara lebih besar dari impornya. Demikian sebaliknya. Ekspor neto positif akan meningkatkan PDB, sementara jika negatif akan menguranginya.
The Next 1 Trillion Dollar Economy
Menurut data Bank Dunia, nilai PDB Indonesia pada tahun 2011 sebesar 846,83 miliar dollar AS. Komponen terbesar dari nilai tersebut adalah konsumsi masyarakat yaitu sekitar 60%. Hal ini wajar mengingat populasi kita yang mencapai 242,3 juta jiwa. Sementara kontribusi investasi sekitar 25%. Sisanya kontribusi belanja pemerintah dan ekspor netto.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang progresif selama satu dekade terakhir. Lembaga riset Goldman Sachs memprediksi PDB Indonesia akan menembus angka 1 triliun dollar AS pada tahun 2013. Jika hal tersebut benar terjadi, maka negara kita akan menjadi anggota dari kelompok elit ekonomi dunia. Hingga tahun 2011 hanya 15 negara yang perekonomiannya di atas 1 triliun dollar AS setahun. Negara tersebut adalah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman, Perancis, Brasil, Inggris, Italia, India, Rusia, Kanada, Australia, Spanyol, Meksiko, dan Korea Selatan. Indonesia sendiri persis di bawahnya, yakni di peringkat 16.